Selain itu menurutnya adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga bisa menjadi katalis positif dalam mendorong sektor konstruksi di tanah air. "Kita memang selektif, tetapi bukan berarti tidak ada pembangunan baru, Presiden memerintahkan banyak sekali, bukan berarti tidak tidak ada pembangunan baru," sambung Menteri Basuki.
Melihat hal tersebut, Wakil Ketua Umum 8 BPP GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia) Didi Aulia mengatakan pertumbuhan industri konstruksi pada tahun 2023 masih menghadapi beberapa tantangan besar. Pertama minimnya kontrak baru yang disebutkan jasa konstruksi, biaya material yang saat ini cukup naik, keniakan suku bunga, hingga peningkatan upah minimum.
"Kalau BBM naik semuanya akan naik, terutanya suply barang, dan ongkos ngangkut semen pasti naik, kemudian untuk percepat pengerjaannya juga kontraktor menggunakan duit bank, ketika bunganya tinggi, ditambah adanya keniakan upah pekerja," ujar Didi saat dihubungi MNC Portal, Sabtu (7/1/2023).
Akan tetapi menurutnya hingga saat ini belum ada keputusan untuk menaikan harga jasa konstruksi. Bahkan ketika ada proyek yang ditenderkan pemerintah pun terkadang harganya cukup mepet dengan selisih keuntungan, hal ini yang menurutnya menjadi tantangan pertumbuhan industri konstruksi tahun 2023.
"Upah naik, materinya naik, sementara tendernya banting-bantingan harga lagi, kita lihat tender sekarang 80 persen ada 82 persen (menawarkannya) itu kan udah gila, terus cari untungnya dari mana," lanjutnya.