IDXChannel - Pemerintah didorong untuk membuka lebih banyak investasi pada sektor pertanian. Hal ini dinilai penting agar dapat meningkatkan daya saing pertanian dalam negeri.
“Pemerintah perlu lebih terbuka terhadap investasi pada sektor ini dan fokus pada pengembangan kapasitas petani, mekanisasi pertanian, penggunaan bibit unggul dan perbaikan infrastruktur,” jelas peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta, Rabu (23/3/2022).
Menurutnya, masuknya investasi juga akan membantu menjadikan sektor pertanian resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pertanian pada Januari-Februari tumbuh positif sebesar 11,45 persen. Pertumbuhan ini perlu didukung, salah satunya dengan meningkatkan daya saing lewat investasi.
Aditya mengatakan, adanya peluang untuk meningkatkan investasi di sektor ini diharapkan mampu berdampak positif pada kondisi sektor pertanian di Tanah Air mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang tumbuh positif di masa pandemi Covid-19.
"Relaksasi ini harus dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah pada sektor pertanian kita dan para pelakunya,” ucapnya.
Lanjut dia menyampaikan, peluang investasi pada sektor pertanian Indonesia masih terbuka lebar. Investasi asing di sektor ini misalnya, hanya sebesar 3%-7% dari total Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada tahun 2015 hingga 2019. Sebagian besar investasi pun masuk ke sektor kelapa sawit, berdasarkan penelitian CIPS.
Aditya mengingatkan bahwa investasi akan membuka lapangan pekerjaan dan membuka akses kepada teknologi dan pengetahuan baru dan juga meningkatkan peluang ekspor. Namun proses transfer teknologi juga harus dipastikan supaya para pekerja sektor pertanian Indonesia juga mendapatkan manfaat dari para investor.
Ia juga menekankan bahwa dengan masuknya investasi di sektor pertanian, perlu dipastikan adanya transfer teknologi dan pengetahuan dapat berjalan baik untuk mendukung modernisasi pertanian, peningkatan produktivitas terutama pada komoditas bernilai tinggi, dan juga peningkatan mutu, seperti melalui sertifikasi hasil panen kopi dan coklat, sehingga bisa memperluas akses pasar.
"Investasi diperlukan demi intensifikasi dan peningkatan nilai tambah di saat pertanian masih menjadi sektor padat karya dengan produktivitas tenaga kerja yang relatif renda," katanya.
Lanjut dia, peran investasi dalam sektor pertanian juga menjadi semakin penting karena adanya perubahan iklim yang mengancam kelangsungan sektor pertanian.
"Dampak perubahan iklim, seperti perubahan cuaca, cuaca ekstrim dan penurunan kualitas tanah akan mempengaruhi hasil dari sektor pertanian dan pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan pangan yang mencukupi untuk penduduk Indonesia yang semakin bertambah," ungkap Aditya.
Maka dari itu, penggunaan teknologi dan intensifikasi, didukung dengan konsolidasi pengelolaan lahan untuk meningkatkan economies of scale, pada gilirannya dapat memastikan peningkatan produktivitas untuk ketahanan pangan secara berkelanjutan tanpa mendorong ekspansi lahan pertanian.
Menurut penelitian CIPS, teknik seperti precision agriculture dan teknologi pendukungnya juga memungkinkan kegiatan pertanian untuk bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap informasi cuaca, kualitas tanah, dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), sehingga penting bagi adaptasi terhadap perubahan iklim.
(IND)