sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pandemi Covid-19 Bikin 30 Persen Pekerja Sektor Formal Diprediksi Kena PHK

Economics editor Anggie Ariesta
12/07/2021 12:22 WIB
APINDO memperkirakan sejak pandemi covid-19 dan tidak kunjung berakhir membuat 30 persen pekerja formal terkena PHK.
Pandemi Covid-19 Bikin 30 Persen Pekerja Sektor Formal Diprediksi Kena PHK (FOTO: MNC Media)
Pandemi Covid-19 Bikin 30 Persen Pekerja Sektor Formal Diprediksi Kena PHK (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memperkirakan sejak pandemi covid-19 dan tidak kunjung berakhir membuat 30 persen pekerja formal terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Ketua Umum APINDO, Hariyadi Sukamdani mengatakan jika dilihat dari kuartal I-2021 dengan ekonomi makro dan mikro cukup baik, justru akan ada pengurangan pekerja lagi. Apalagi saat ini telah diberlakukan PPKM Darurat


“Kita masih belum tau PPKM seperti apa, kalau ini berlanjut memang akhirnya akan terjadi pengurangan tenaga kerja lagi,” kata Hariyadi di program Market Review IDX Channel, Senin (12/7/2021). 


APINDO memperkirakan selama pandemi dari Maret 2020 sampai dinyatakan selesai, mungkin terjadi pengurangan di sektor pekerja formal sebesar 30% dari angka pada tahun 2019. 


Hariyadi juga menyinggung Undang-Undang Cipta Kerja dengan banyaknya yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diharap nantinya mereka mendapat kompensasi. 


“Nanti mereka itu akan terkompensasi lagi kalau investasi kita masuk,” katanya. 


Kemudian dia berharap implementasi Undang-Undang Cipta Kerja berjalan dengan perkiraan 2 sampai 3 tahun kedepan semua akan kembali seperti 2019. 


“Kalau Undang-undang Cipta Kerja berjalan dengan baik kita berharap yang sempat tersisihkan selama pandemi pekerja kita bisa kembali lagi. Itu perkiraan kami perlu waktu antara 2-3 tahun sampai semua kembali ke posisi seperti 2019,” katanya. 


Hariyadi yakin meski masalah pandemi yang belum berakhir tapi pelaku usaha meyakini pemerintah menangani dengan serius. 


“Ya mustinya kembali cepat, karena kan referensinya sudah banyak, Amerika sudah keluar (zona merah pandemi) dan Tiongkok lebih dulu lalu juga Eropa sudah banyak yang keluar zona merah,” pungkasnya. (RAMA)

Advertisement
Advertisement