Sasaku bahkan mulai memperluas segmen penjualannya dengan membuka Resto. Ini dilakukan untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung. Pandemi Covid-19 seolah tidak menjadi alasan bagi pengelola Sasaku.
Christoper menceritakan bagaimana pihaknya berjibaku melawan pandemi. Bahkan, tidak satupun dari 94 karyawannya yang dirumahkan. Apalagi sampai harus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Awal pandemi yang menghantam sektor pariwisata Lombok, Sasaku langsung banting setir dengan menggarap beragam jenis masker. “Penjualan masker ini setidaknya berhasil menjaga bisnis kami. Karyawan kami suruh membuat masker sekaligus memasarkannya. Polanya bagi hasil sehingga membantu mereka di tengah pandemi,” ujar Christoper.
Tidak hanya itu, pihaknya juga membuka pasar online. Bekerja sama dengan toko online untuk memasarkan produknya. Tidak terkecuali menghubungi semua jejaring baik pelanggan tetap dan lainnya.
Semua yang dilakukan tidak mudah. Terutama saat pemerintah menerapkan PPKM. “Saat itu kami sempat terpuruk lagi. Tapi syukurnya ada saja kunjungan. Terutama wisatawan kelompok keluarga,” tandasnya.