Ia menambahkan sebelum ada pandemi Covid-19 normalnya ia hanya melayani tak lebih dari 150 peti dalam sebulan. Bahkan saat parah - parahnya kasus Covid-19 di Oktober hingga Desember tahun 2020 saja, hanya 250 peti dibuatnya.
"250 - 300 itu dulu jumlah maksimal ya pas Oktober, November, Desember 2020. Kalau sekarang lebih parah lagi. Sehari 50 peti tinggal ngalikan saja 30 hari berapa, ya 500 lebih," ungkapnya.
Permintaan peti mati Covid-19 itu tak hanya datang dari Malang raya saja, melainkan juga rumah sakit di luar Malang raya. Total ada 4 rumah sakit di Malang raya yang ia suplai peti mati untuk pasien Covid-19, yakni Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), RS Panti Waluya Sawahan atau yang dikenal dengan RKZ, RST Soepraoen Malang, dan RS Marsudi Waluyo di Singosari, Kabupaten Malang. Sedangkan satu rumah sakit di daerah Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Melonjaknya angka kematian akibat Covid-19 membuat ia dan para pekerjanya harus bekerja ekstra memenuhi permintaan pihak rumah sakit. Pihaknya pun terpaksa bolak - balik mengantarkan peti mati ke sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Malang raya.
"Sekali kirim biasanya 20 peti, saya pakai dua mobil karena satu mobil kapasitasnya 10 peti, saya pakai dua armada biar cepat, jadi bisa 20 peti sekali kirim. Kalau yang ke Pandaan itu kirim pakai truk besar isi 40 peti, biar nggak bolak-balik, karena lokasinya juga jauh," bebernya.