IDXChannel - Sektor transportasi merupakan salah satu industri yang kena dampak hebat saat dunia dilanda wabah pandemi Covid 19.
Meski begitu, lambat laun, kinerja sektor transportasi di Indonesia kian membaik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor transportasi dan pergudangan berhasil tumbuh 21,27 persen pada triwulan II-2022 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Sebelumnya, pada triwulan 1-2022 juga mengalami pertumbuhan positif mencapai 15,79 persen. Hal ini menunjukkan tren yang terus meningkat di sektor transportasi hingga triwulan kedua tahun 2022.
“Hasil ini bisa menjadi indikator bahwa pemulihan di sektor transportasi yang telah kita bersama upayakan sudah terjadi. Momentum ini harus kita jaga agar pada triwulan ketiga dan keempat di tahun 2022 trennya terus meningkat,” ujar Menhub dalam keterangan tertulis, Senin (8/7/2022).
Terlebih lagi, pada akhir Desember 2022, Presiden Joko Widodo telah mencabut masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia. Hal tersebut tetnunya akan menambah tingkat pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitas.
Axapun pada momen libur Natal 2022 dan tahun baru 2023, Menhub mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemantauan, pergerakan penumpang angkutan umum di semua moda mencapai 10,31 juta penumpang atau meningkat 71,09% jika dibandingkan dengan angkutan nataru tahun 2021 lalu sebanyak 6,03 juta penumpang.
"Kenaikan jumlah penumpang terjadi di seluruh moda transportasi baik angkutan jalan, penyeberangan, laut, udara dan kereta api," kata Menhub dalam acara Penutupan Masa Angkutan Nataru 2022/2023 secara virtual, Rabu (4/1/2023).
Sementata itu untuk tahun 2023, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan anggaran Rp33 triliun untuk proyek-proyek yang akan dikerjakan pada 2023.
Diantaranya ialah penyelesaian berbagai pembangunan LRT Jabodebek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, MRT Jakarta, Proving Ground Pengujian Kendaraan Bermotor berstandar internasional di Bekasi, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Anggrek, pembangunan sejumlah bandara dan revitalisasi Terminal Tipe A di beberapa daerah.
"Dengan dana di atas Rp 33 triliun, cukup besar anggarannya, tapi juga nggak cukup. Untuk itu, kita mengadakan creative financing," kata Menhub pada acara Kemenhub jumpa pers akhir tahun 2022 dan outlook kegiatan 2023, Jakarta, Selasa (27/12/2022).
Selain itu, Kementerian Perhubungan juga akan gencar melakukan kampanye bersama dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian untuk penggunaan kendaraan listrik.
“Saya akan berkampanye dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian untuk penggunaan kendaraan listrik. Karena motor itu menggunakan bahan bakar yang paling banyak pada saat ini,” ujar katanya.
Di sektor transportasi udara, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II mencatat jumlah penumpang di 20 bandara kelolaannya sebanyak 62 juta penumpang di tahun 2022. Jumlah tersebut naik 100 persen dibandingkan dengan 2021 sebanyak 31 juta penumpang.
Sementara itu untuk jumlah penerbangan (take off dan landing) tercatat sekitar 510.000 penerbangan atau naik sekitar 40 persen dari sebelumnya 360.000 penerbangan.
President Director AP II Muhammad Awaluddin menuturkan peningkatan signifikan lalu lintas penerbangan di bandara AP II didorong tiga hal yakni membaiknya kondisi pandemi yang menumbuhkan permintaan perjalanan dengan pesawat, keberhasilan AP II dalam memastikan fasilitas dan layanan bandara serta ketersediaan slot time penerbangan, serta kemampuan maskapai dalam menyediakan armada.
“Hasilnya, jumlah penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif pada 2022 mencapai 62 juta penumpang atau naik 100 persen, ” kata Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Senin (2/1/2023).
Kondisi sektor udara kian membaik juga dirasakan oleh maskapai penerbangan, salah satunya yakni Maskapai Penerbangan Lion Air Group.
President Director of Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi optimistis sektor penerbangan di Indonesia maupun Internasional akan kembali pulih seperti sebelum masa pandemi.
Oleh karenya, Dia mengatakan akan terus menambah jumlah armada pesawat dari seluruh maskapai yang ada di bawah naungan Lion Air Group. Di mana akan ada penambahan jumlah armada sebanyak 80 pesawat hingga 2023 mendatang.
"Kita masih optimis, mudah-mudahan sih masih kita teruskan (penambahan pesawat). Khususnya armada yang baru, masih kurang lebih sekitar 50 persen lagi lah kita tambah, mungkin sampai 70 sampai dengan 80-an," katanya di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (28/12/2022).
Saat ini, Daniel mengatakan sudah ada 43 armda yang ditambah untuk mengudara di langit Indonesia. Adapun secara keseluruhan jumlah armada milik Lion Air Group yang sudah beroperasi mencapai 287 unit pesawat.
Jika ditambah dengan yang berbasis di luar negeri, maka total armada yang dimiliki perusahaan mencapai 317 unit pesawat. Total unit armada itu dioperasikan oleh Wings Air, Batik Air, Super Air Jet, hingga Thai Lion Air.
Disamping itu juga, Lion Air Group berencana menambah sejumlah rute internasional khususnya di Asia Selatan pada 2023 mendatangkan. "Ada (Penambahan), kita nambah beberapa rute khususnya ke Asia Selatan," kata Daniel.
Daniel mengatakan penambahan rute Internasional tersebut dilakukan ke berbagai negara, seperti Bangladesh, Sri Lanka, India dan Pakistan.
"Itu masih dalam dan sedang dalam tahap pembicaraan kita dengan Bangladesh, Sri Lanka, india, pakistan dan itu kita sudah jajaki dan mudah mudahan di tahun 2023 itu akan terlaksana penambahan rute Internasional," katanya.
Sementata itu, di sektor transportasi laut, Kementerian Perhubungan akan melakukan Kegiatan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Tol Laut Tahun Anggaran 2023 sebanyak 39 Trayek.
"Semoga Pelaksanaan tol laut pada tahun 2023 dapat berjalan lebih baik lagi," ujar Hendri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/1).
Sedangkan untuk sektor transportasi kereta api. Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengungkaplan bahwa sudah ada tanda-tanda sektor transportasi akan mengalami kondisi seperti sebelum covid 19. Hal itu terlihat dari waktu libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru, dimana volume penumpang KAI pencapaiannya sudah 85 persen selama periode Nataru.
"Secara umum pencapaian sudah 85 persen secara volume, memang agar sedikit di bawah tahun 2019, tapi demikian ini sudah memberikan tanda yang bagus untuk kebangkitan,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Rabu, (4/1/2023).
Adapun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada September 2022 sebanyak 25,6 juta orang atau naik 5,27 persen dibanding Agustus 2022. Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta api selama Januari–September 2022 mencapai 192,8 juta orang atau naik 85,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.
Peningkatan jumlah penumpang pada periode Januari-September 2022 terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera masing-masing sebesar 71,35 persen, 179,66 persen, dan 82,28 persen.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera yang berangkat pada September 2022 sebanyak 25,6 juta orang atau naik 5,27 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu sebanyak 20,6 juta orang atau 80,52 persen dari total penumpang kereta api.