sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Paviliun Indonesia di COP30 Brasil Dibuka, Menteri KLH: RI Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia

Economics editor Kunthi Fahmar Sandy
11/11/2025 10:19 WIB
Paviliun tersebut menjadi panggung utama bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia soal semua aksi nyata yang telah dilakukan dalam menjaga lingkungan.
Paviliun Indonesia di COP30 Brasil Dibuka, Menteri KLH: RI Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia (FOTO:Dok KLH)
Paviliun Indonesia di COP30 Brasil Dibuka, Menteri KLH: RI Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia (FOTO:Dok KLH)

IDXChannel - Indonesia resmi membuka paviliun di lokasi forum Konferensi Iklim Dunia (COP30) yang berlangsung Belem, Brasil.

Paviliun tersebut menjadi panggung utama bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia soal semua aksi nyata yang telah dilakukan dalam menjaga lingkungan.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan kehadiran paviliun ini adalah bukti komitmen Indonesia. Di sini, Indonesia tidak hanya bicara, tetapi menunjukkan bukti nyata dalam menjaga bumi sambil membangun ekonomi yang ramah lingkungan.

“Kita tidak hanya hadir untuk bernegosiasi, tetapi untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan hijau dunia,” ujar Menteri Hanif dalam keterangan resmi Selasa (11/11/2025).

Selama dua minggu, Paviliun Indonesia akan memberikan pembahasan berbagai keberhasilan Indonesia, seperti menjaga hutan: Cara Indonesia merawat hutannya yang menjadi paru-paru dunia. Lalu energi Bersih: Upaya beralih dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Selanjutnya, mengelola sampah: Inovasi dalam mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna. Industri ramah lingkungan: Mendorong pabrik-pabrik untuk mengurangi polusi.

Adapun salah satu acara paling menarik di Paviliun Indonesia adalah forum "Seller Meet Buyer" atau pertemuan antara penjual dan pembeli kredit karbon. 

Dia memaparkan, perusahaan atau negara yang berhasil mengurangi polusi (misalnya dengan menanam pohon atau menggunakan energi bersih) akan mendapatkan "sertifikat" atau kredit karbon. 

Kredit ini bisa dijual kepada perusahaan lain yang masih menghasilkan polusi. Uangnya kemudian bisa digunakan untuk mendanai lebih banyak lagi proyek ramah lingkungan. Indonesia memiliki potensi besar di sini. Diperkirakan, pasar karbon ini bisa 

menghasilkan nilai ekonomi hingga USD7,7 miliar per tahun. “Pasar karbon bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini adalah cara kita menegakkan integritas dan membangun kepercayaan dunia,” kata Menteri Hanif.

Menurut Hanif, hal ini penting untuk Indonesia sebab dunia melihat Indonesia sebagai pemimpin yang serius menangani perubahan iklim.

Selain itu, ini menjadi peluang ekonomi untuk membuka lapangan kerja baru di sektor ekonomi hijau.

"Lalu lingkungan lebih sehat, semua upaya ini pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat untuk kita tinggali," kata dia.

Paviliun Indonesia di COP30 adalah bukti bahwa menjaga alam dan membangun ekonomi bisa berjalan beriringan. Ini adalah langkah nyata Indonesia untuk masa depan bumi yang lebih baik sesuai dengan tujuan asta cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement