"Jadi walaupun kami mengapresiasi perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya, namun dengan adanya kontraksi yang terjadi pada arus kas masuk, tidak bisa sepenuhnya dikompensasi dengan strategi penghematan biaya perusahaan," jelasnya.
Di sisi lain, utang di tahun 2020 juga memperberat perusahaan. Hal ini yang mendasari alasan Pefindo memberikan prospek negatif dalam jangka pendek dan menengah. Selama pandemi Covid-19, perusahaan juga akan fokus pada pengelolaan stabilitas keuangan.
Martin menambahkan, seiring dengan adanya pelonggaran dari pembatasan penerbangan dan juga efektivitas dari vaksinasi dalam jangka panjang, industri bandara masih merupakan salah satu industri yang stabil dalam jangka panjang.
"Ini tidak terlepas dari kondisi geografis Indonesia dimana transportasi udara masih jadi moda transportasi utama," tuturnya.
(IND)