Pemerintah, lanjut Tiko, tidak mempersoalkan proses transaksi dengan mengacu pada mata uang resmi Tiongkok, renminbi. Asalkan, bunga yang ditetapkan di bawah 3 persen.
Hingga saat ini suku bunga pinjaman Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih di angka 3,4 persen. Sementara, Indonesia masih terus meminta agar suku bunga ditekan di posisi 2 persen.
"Kalau renminbi besar boleh aja, asal bunganya murah. Kemarin saya minta kalau renminbi di bawah 3," ucap Tiko.
Dalam arsip pemberitaan MNC Portal sebelumnya, pinjaman perbankan dialokasikan untuk menambal 75 persen dari total pembengkakan anggaran mega proyek di sektor transportasi kereta tersebut.
Sedangkan, 25 persen dari total cost overrun ditutupi oleh konsorsium yakni, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
(FRI)