“Agar lebih leluasa penggunaan rice cooker 300 VA, pelanggan listrik 450 VA harus mengubah menjadi 900 VA,"paparnya.
Fahmy menyebut pembagian rice cooker tidak begitu tepat dianggap sebagai upaya menggantikan gas LPG 3 Kg. Bahkan, hampir bisa dibilang tidak dapat menggantikan LPG 3 Kg sama sekali.
Alasannya, rice cooker hanya untuk menanak nasi, sedangkan memasak lauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas dengan LPG 3 Kg. Dengan demikian, program pembagian rice cooker dinilainya tidak efektif sama sekali jika dikaitkan dalam upaya untuk menggurangi, apalagi menggantikan LPG 3 Kg.
Gas hingga kini memang sebagai konten impor dan menyita subsidi cukup besar sehingga memberatkan APBN.
Oleh karena itu, Kementerian ESDM seharusnya memprioritaskan diversifikasi program penggunaan energi bersih melalui migrasi dari LPG 3 Kg ke energi bersih, seperti menambah jaringan Jargas dan mempercepat gasifikasi batubara yang lebih masif.