Pernyataan itu disampaikan Amran saat menggelar rapat maraton selama dua hari berturut-turut pada akhir pekan lalu. Amran bersama jajaran pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) dan mitra kerja teknis terkait untuk menyusun strategi percepatan swasembada gula nasional dan penguatan hilirisasi komoditas perkebunan.
Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat hilirisasi di berbagai sektor strategis, termasuk sektor pertanian, guna meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Mentan menegaskan, agenda strategis ini harus dirancang terukur dan berdampak langsung pada peningkatan produksi, hilirisasi, dan kesejahteraan petani. Indikator keberhasilan program ini juga diukur dari penciptaan lapangan kerja melalui penyerapan Hari Orang Kerja (HOK) dalam tiga tahun ke depan.
Dalam rapat tersebut, Mentan juga menekankan pentingnya ekstensifikasi dan hilirisasi sejumlah komoditas strategis seperti tebu, kelapa sawit, kakao, kopi, kelapa, dan mete. Untuk komoditas gula, pemerintah menargetkan pembukaan lahan baru seluas 500 ribu ha dan pembangunan 10 pabrik gula serta 3 pabrik bioetanol.
Target swasembada gula konsumsi diharapkan tercapai pada 2028 dan berlanjut menuju swasembada total, termasuk untuk industri dan energi pada 2030.
Menurut data Kementan, produksi gula nasional tahun ini diperkirakan mencapai 2,75 juta ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Amran menargetkan peningkatan produktivitas tebu dari 4 ton per ha menuju 14 ton per ha, seperti capaian masa kejayaan gula nasional pada 1930-an.
(Rahmat Fiansyah)