“Saat ini, chatbot tersebut digunakan untuk mengakses informasi terkait penyelidikan tanah, namun akan diperluas hingga mencakup data dari seluruh ruas jalan tol, baik yang sudah beroperasi maupun yang sedang dibangun,” paparnya.
Ke depan, chatbot akan terhubung dengan data lainnya seperti data survei hidrologi, lalu lintas, hingga detail engineering design (DED), serta dapat digunakan untuk melihat historis kerusakan saat jalan tol beroperasi.
Tak sampai di situ, BUMN karya itu juga tengah membangun sistem manajemen aset jalan tol berbasis AI, di mana digadang-gadang mampu mendeteksi dan menganalisis kerusakan secara otomatis. Sistem tersebut mengidentifikasi dan mendeteksi hingga analisis kerusakan pada jalan tol.
Pengembangan implementasi AI di Hutama Karya nanti dibagi ke dalam tiga fase utama, yakni Fase Initiation (2024), Fase Foundation (2025), serta Fase Transformation (2026).
(Ahmad Islamy Jamil)