Piter menilai, langkah yang diambil masing-masing BUMN dalam melunasi utang berbeda-beda. Ini seperti yang dilakukan BUMN karya yang mana asetnya terlalu banyak. Sehingga penjualan aset dapat menjadi langkah efektif untuk menurunkan rasio utang BUMN karya tersebut.
"Untuk BUMN karya PR utama adalah cash flows. Mereka punya aset terlalu banyak. Beban utang terlalu sulit ditutup dengan pendapatan dari aset. Aset harus dikurangi untuk mendapatkan uang mengurangi utang. Ini agar cash flows lebih sehat," ungkap Piter.
Hal yang berbeda terjadi di Garuda Indonesia. Akibat kesalahan pengelolaan di era lalu, Garuda terlilit persoalan utang namun minus aset. Ini terjadi akibat kebijakan sewa pesawat yang tidak tepat dan transparan. Oleh karenanya langkah efektif adalah tambahan dana yang digunakan untuk restrukturisasi organisasi yang lebih efektif.
"Untuk Garuda, harus ada suntikan modal baru," kata Piter.
(FRI)