Bloomberg melaporkan pada 21 Juni 2024 bahwa Filipina telah menjadi pemimpin regional dalam proyek pembangkit listrik ramah lingkungan.
Ini karena Filipina memberlakukan lebih sedikit pembatasan investasi dan kebijakan ramah lingkungan yang menarik dana dalam dan luar negeri.
Perubahan kebijakan seperti mengizinkan kepemilikan asing penuh atas proyek energi terbarukan telah membantu proyek jalur pipa pengembangan pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebesar 99GW.
Jumlah ini bahkan lebih dari cukup untuk memasok listrik ke seluruh rumah tangga di Filipina, dan melampaui rencana Vietnam sebesar 86GW dan lima kali lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
“Jika seluruh kapasitas sebesar 99 GW sudah dibangun, maka pembangkit listrik batu bara akan berkurang,” kata Direktur Program Asia Ember Aditya Lolla.
Namun hal ini sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur jaringan listrik yang diperlukan untuk mengakomodasi listrik ramah lingkungan.
Di antaranya apakah kapasitas penyimpanan energi yang dibangun mencukupi, dan kemudahan untuk beralih dari kontrak pembelian listrik dengan pembangkit listrik tenaga batu bara.
“Semua ini menentukan bagaimana penggunaan batu bara akan berubah di tahun-tahun mendatang,” tutur Aditya.
Analis kebijakan kelistrikan senior regional Ember, Dr Dinita Setyawati, mengatakan investasi Indonesia dalam energi terbarukan telah tertinggal jauh dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
“Kapasitas energi terbarukan telah meningkat rata-rata tahunan sebesar 6,6 persen antara 2018 dan 2023, dibandingkan dengan rata-rata peningkatan tahunan sebesar 13 persen di ASEAN,” ujar Dinita.
Ia mengatakan teknologi energi terbarukan telah menjadi alternatif yang hemat biaya dibandingkan bahan bakar fosil, namun memerlukan dukungan kebijakan yang lebih baik untuk menarik investasi.
Sebagian besar energi terbarukan di Indonesia berasal dari pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi.
Riset Ember menambahkan, untuk saat ini, batu bara akan tetap dominan di Indonesia, yang menjadi pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar kelima di dunia pada 2023, bahkan menyalip Korea Selatan untuk pertama kalinya. (ADF)