sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pengusaha Masih Pikir-Pikir Bangun Hotel di IKN, Begini Pertimbangannya

Economics editor Suparjo Ramalan
12/08/2024 22:33 WIB
BPP Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku masih menimbang-nimbang untuk membangun hotel di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Pengusaha Masih Pikir-Pikir Bangun Hotel di IKN, Begini Pertimbangannya. (Foto MNC Media)
Pengusaha Masih Pikir-Pikir Bangun Hotel di IKN, Begini Pertimbangannya. (Foto MNC Media)

IDXChannel - BPP Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku masih menimbang-nimbang untuk membangun hotel di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim). Sebab, belum diketahui berapa persentase jumlah penduduk dan kunjungan di kawasan tersebut.

Ketua Umum BPP PHRI Hariyadi BS Sukamdani mengatakan, ketertarikan akan timbul jika ada prospek investasi yang menjanjikan. Artinya, investasi di sektor perhotelan harus didasarkan pada permintaan pasar atau banyaknya jumlah orang yang memesan kamar hotel.

“Anggota PHRI tentu akan mengikuti perkembangan dari kunjungan yang ada di sana, jadi selama kunjungan itu nantinya meningkat tentu pastinya ada kebutuhan kamar hotel, pada saat itulah kami akan melakukan eksekusi pelaksanaan investasi di sana,” ujar Hariyadi saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/8/2024).

Maka dari itu, kata dia, PHRI masih melihat perkembangan di IKN depannya, termasuk jumlah kunjungan di kawasan ibu kota baru. Dia memastikan, bila kunjungan naik signifikan, maka PHRI akan menggelontorkan investasi untuk proyek hotel di IKN

Apalagi, saat ini masih dinilai terlalu dini bagi PHRI untuk membangun proyek perhotelan di IKN. Meskipun analisa atas prospek permintaan tetap dilakukan organisasi yang memayungi perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, restoran, jasa boga serta lembaga pendidikan pariwisata tersebut.

“Jadi, polanya seperti itu, dan kalau sekarang masih terlalu dini untuk kita lihat karena memang belum terlihat berapa sih sebetulnya orang yang akan tinggal disana, kunjungannya seperti apa kita belum tahu,” kata dia. 

“Jadi memang kita mengikuti perkembangan di sana, kita enggak bisa mendahului, seperti misalnya di sektor listrik, itukan listriknya ada dulu baru konsumennya baru ada. Nah ini beda, kalau hotel di belakangnya, kalau listrik harus di depannya, maksud di belakang pertumbuhannya, pertumbuhan dari demand tadi,” ujar Hariyadi. 

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement