Hal ini terlihat dari keberhasilan Perseroan menjaga margin laba kotor di 50,85% dengan nilai sebesar Rp110,63 miliar.
Kondisi ini tentunya juga berdampak positif bagi MARK yang sudah mengantongi kontrak senilai USD70 juta untuk pengapalan pada 2021.
“Ada kenaikan average selling price (ASP) dan penambahan kapasitas hampir dua kali lipat, target penjualan konsolidasi akan mencapai angka Rp 1,061 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 300,6 Miliar," katanya.
Situasi ini tidak akan berhenti sampai di sini dan akan terus menampakkan pertumbuhan yang signifikan.
“Di 2022 nanti, penjualan konsolidasi akan naik 40% dari 2021 yaitu menjadi Rp 1,474 Triliun dan bottom line sekitar Rp 433,3 Miliar”, tambah Ridwan.