IDXChannel - Industri kreatif diyakini menjadi salah satu sektor ekonomi yang dapat diharapkan sebagai kekuatan dan berkelanjutan dalam menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja bagi masyarakat.
Tak terkecuali dalam upaya penguatan ekonomi dan kemandirian bagi para penyandang disabilitas, di mana dalam operasional di lapangan, sektor industri kreatif dianggap lebih ramah dan applicable bagi para penyandang stabilitas.
"Namun tentu tidak mudah, dan perlu adanya kolaborasi antar kementerian, serta kerja sama antara pemerintah dan kalangan (public private partnership), yang merupakan kunci dari keberhasilan dalam membangun supporting system yang baik bagi para penyandang disabilitas," ujar perwakilan dari Organisasi Aksi Solodaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM), Suzana Teten Masduki, saat hadir dalam acara Karya Tanpa Batas, Selasa (20/12/2022).
Acara Karya Tanpa Batas ini merupakan puncak acara dari perayaan Hari Disabilitas Internasional, yang diperingati pada tanggal 3 Desember setiap tahunnya.
Pada gelaran tahun ini, acara Karya Tanpa Batas mengambil tema Menuju Kekuatan Ekonomi Baru yang Mandiri. Kegiatan ini sekaligus merupakan bentuk apresiasi talenta dan prestasi penyandang disabilitas pada bidang seni, teknologi (digitalisasi), dan juga budaya.
Menurut SUzana, gerakan ini penting untuk didukung oleh semua pihak, untuk memperkenalkan dan mengkonsolidasi berbagai program baik dari kalangan pemerintah maupun swasta bagi kesetaraan para penyandang disabilitas.
“Agar nantinya mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perekonomian negara, yang pada gilirannya akan menjadi sebuah Gerakan menuju ekonomi baru yang mandiri dan inklusif,” tutur Suzana.
Saat ini, Suzana menjelaskan, industri kreatif telah berhasil tampil menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, di mana pemerintah menaruh perhatian besar terhadap sektor ini, dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi dan peluang.
Senada dengan Suzana, Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia, Myra Winarko, juga mengungkapkan bahwa upaya memajukan kaum disabilitas bukanlah pekerjaan yang sederhana, dan tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada pemerintah.
Karenanya, sejak awal gerakan ini berjalan, pihak panitia sebisa mungkin melibatkan berbagai perusahaan yang kontributif dan memiliki pandangan yang sama dalam hal penguatan dan pemandirian ekonomi para penyandang disabilitas.
“Hingga hari ini, kami telah memiliki setidaknya 55 perusahaan baik jasa maupun produksi. Kami percaya perusahaan-perusahaan ini akan terus mendukung Gerakan ini menjadi support system dalam mendukung penyandang disabilitas dalam 2 output, yaitu sebagai wirausaha yang mandiri dan sebagai pekerja professional,” ujar Myra.
Dalam ajang Karya Tanpa Batas 2022, digelar sejumlah kegiatan, misalnya Lomba Gambar Nasional, yang diikuti oleh 193 artis penyandang disabilitas, dari sekitar 65 kabupaten/kota, 15 provinsi di Indonesia.
Dari hasil lomba gambar ini akan dipilih 30 gambar hasil kurasi, yang akan mendapatkan kontrak royalty oleh Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia (PTI) dan Koperasi Disabilitas sebagai desain dasar produk-produk industri kreatif dan merchandising.
Di dalam kontrak royalty tersebut, artis penyandang disabilitas akan mendapatkan royalti sebesar 20% dari setiap produk yang terjual. Setidaknya, sudah 8 UKM yang terlibat dalam produksi barang-barang merchandise dengan desain dari para penyandang disabilitas. (TSA)