IDXChannel - CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan bahwa raksasa semikonduktor tersebut tengah mengalami permintaan yang sangat kuat untuk chip Blackwell generasi terbarunya.
Hal ini diungkapkannya di tengah isu gelembung kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru-baru ini.
Chip Blackwell merupakan produk andalan terbaru Nvidia yang dirancang untuk mendukung komputasi AI berskala besar.
Permintaan itu turut mendorong peningkatan kebutuhan Nvidia akan wafer dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
"Nvidia membuat GPU (graphics processing unit), tetapi kami juga membuat CPU (central processing unit), jaringan, dan switch, jadi ada banyak chip yang terkait dengan Blackwell," ujar Huang kepada wartawan dalam acara yang diadakan TSMC, di Hsinchu, Taiwan, dilansir Investing, Sabtu (8/11/2025).
Pada Oktober lalu, Nvidia mencatat sejarah sebagai perusahaan pertama yang mencapai nilai kapitalisasi pasar sebesar USD5 triliun, dan CEO TSMC C.C. Wei menyebutnya sebagai "pria lima triliun dolar".
Ketika ditanya mengenai kekhawatiran terhadap kekurangan pasokan memori, Huang mengatakan bahwa bisnis perusahaan tumbuh sangat pesat dan akan selalu ada kekurangan pada berbagai komponen.
"Kami memiliki tiga produsen memori yang sangat hebat, SK Hynix, Samsung, dan Micron, semuanya luar biasa dan telah meningkatkan kapasitas produksi secara besar-besaran untuk mendukung kami," ujar Huang.
Sebelumnya, SK Hynix (000660.KS) menyatakan bahwa seluruh produksi chip untuk tahun depan telah terjual habis. Perusahaan berencana meningkatkan investasi secara signifikan dengan harapan akan terjadi super cycle chip yang berkepanjangan akibat lonjakan permintaan dari sektor AI.
Samsung Electronics (005930.KS) juga mengatakan pekan lalu bahwa mereka tengah melakukan diskusi intensif dengan Nvidia. Pembahasan tersebut berkaitan dengan rencana pemasokan chip memori berkecepatan tinggi generasi terbaru (HBM4).
(NIA DEVIYANA)