sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Permintaan Ekspor Tinggi, Penjualan Keripik Tempe Malang Tak Terimbas Pandemi

Economics editor Avirista M/Kontributor
12/11/2021 16:18 WIB
Pandemi Covid-19 yang berjalan dua tahun tak mempengaruhi omzet penjualan keripik tempe khas Malang.
Pandemi Covid-19 yang berjalan dua tahun tak mempengaruhi omzet penjualan keripik tempe khas Malang.  (Foto: MNC Media)
Pandemi Covid-19 yang berjalan dua tahun tak mempengaruhi omzet penjualan keripik tempe khas Malang. (Foto: MNC Media)

"Waktu PPKM darurat itu drastis. Angka kasar tiap hari waktu PPKM (darurat dan level 4) hanya bisa jual keripik tempe saja all varian antara 50 - 100, sekarang 400an sehari. Semenjak PPKM turun level ini  Alhamdulillah retail kami mulai normal," jelasnya.

"Normal di toko kami. Jadi saya lihat laporan penjualan harian sudah mulai normal malah sama seperti sebelum pandemi," tambahnya.

Kini tantangan kembali menerpa Trio, kenaikan harga minyak goreng hingga 30 persen memaksanya untuk menyiasati produksi keripik tempe. Ia memang tak berani menaikkan harga keripik tempe karena takut kehilangan pelanggan, tetapi ia memilih untuk mengurangi ukuran keripik tempenya, agar tak mengalami kerugian signifikan.

"Pasti turun (omzet pendapatannya), tapi tidak terlalu banyak, mainnya kuantitas. Kita menutupi dengan memperkecil ukuran keripik tempe. Kita nggak apa - apa untung sedikit, yang penting banyak kejualnya," pungkasnya. (TIA)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement