"Jadi Presiden itu mau ngirim pesan, kita jangan omong-omong saja di dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi dunia ini, karena program ini didanai 1,2 Miliar Dollar,” tambahnya.
Tak hanya itu, saat ini banyak pengusaha smelter yang memiliki tempat bakal mulai menanam mangrove. Hal itu dikarenakan mereka nantinya akan bisa mulai mengklaim hasil penyerapan karbon tersebut.
Saat ini pihaknya sedang melakukan penyempurnaan kebijakan mengenai karbon pricing dan karbon trading dengan instansi-instansi terkait seperti Menteri Keuangan dan Perdagangan, OJK, DLHK, SDM, dan PLN.
Dengan demikian, Menko Luhut menjelaskan hal tersebut Indonesia merupakan salah satu super power dalam karbon kredit.
"Ini kekuatan besar. Kita mungkin bisa menghasilkan puluhan, ratusan bahkan miliaran dolar. Mungkin beberapa puluh tahun kedepan untuk generasi muda kedepannya untuk menciptakan lapangan kerja. Nanti bisa ikan, udang, kepiting dan sebagainya hidup di sini. Kalau masuk tadi di dalam beda temperatur dengan di sini hampir 1 derajat atau 0,5 derajat," pungkasnya. (TIA)