“Proyek ini menunjukkan bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat meningkatkan produksi serta mendukung pencapaian target produksi nasional,” katanya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina berhasil melakukan pengeboran tujuh sumur baru di Lapangan Banyu Urip yang dijalankan sejak April 2024 dan selesai dalam 10 bulan, lebih cepat dari target. Sumur-sumur BUIC diperkirakan menghasilkan
produksi hingga 30 ribu barel per hari.
Menurut Fajar, peningkatan produksi minyak di Blok Cepu didukung keberhasilan Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang menuntaskan proyek pengeboran di BUIC. Proyek pengeboran BUIC merupakan tonggak penting dalam meningkatkan produksi dari lapangan Banyu Urip dan memaksimalkan produksi minyak yang ada di Indonesia.
“Rata-rata produksi tahunan Blok Cepu pada 2025 diperkirakan melampaui 150 ribu barel per hari dan dengan penambahan dari sumur BUIC, produksi puncak diperkirakan akan mencapai 170-180 ribu barel per hari,” kata Fadjar.
Blok Cepu merupakan Kontrak Kerja Sama (KKS) mencakup wilayah kontrak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, serta Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur. PT Pertamina EP Cepu memegang 45 persen Participating Interest (PI) Blok Cepu, 45 persen dipegang oleh ExxonMobil Cepu Limited yang juga bertindak sebagai Operator Blok Cepu dan 10 persen sisanya merupakan kepemilikan BUMD yang tergabung dalam Badan Kerja Sama (BKS) Blok Cepu.