IDXChannel - PT Pertamina (Persero) membutuhkan pendanaan segar sebesar USD92 miliar atau setara dengan Rp1.334 triliun sampai 2024. Dimana, sebesar USD40 miliar diantaranya berasal didapat dari eksternal seperti pinjaman, atau penerbitan surat utang.
Mengutip program 1st Session Closing IDX Channel, Jumat (21/5/2021), perusahaan kilang minyak milik pemerintah tersebut akan melakukan berbagai aksi korporasi investasi misalnya seperti kebutuhan belanja modal untuk sektor upstream sebesar USD64 miliar, kemudian untuk merger dan akuisisi Pertamina membutuhkan dana sebesar USD45 miliar, BD Organik sebesar USD miliar, dan NBD Organik sebesar USD5 miliar.
Sementara itu, untuk sektor downstream sendiri membutuhkan pendanaan sebesar USD20 miliar. Adapun rinciannya seperti, kilang baru serta mengupgrade kilang yang sudah dimiliki USD18 miliar dan untuk distribusi dan pemasaran infrastruktur sebesar USD2 miliar.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, sumber pendanaan yang dibutuhkan Pertamina hingga tahun 2024 akan berasal dari internal maupun eksternal. Khusus sumber pendanaan yang berasal dari eksternal, Nicke menyebut bisa berupa penerbitan surat utang ataupun melakukan pinjaman.
"Kami menyadari melakukan pengembangan bisnis kedepan membutuhkan dana tidak kecil. Jadi kalo dilihat investasi yang dibutuhkan 2020 sampai 2024 itu sekitar USD92 miliar, dan USD40 miliar dari eksternal, dengan kemitraan loan,” tegasnya.
Sedangkan, untuk Gas Power, lanjutnya, San NRE Pertamina butuh USD8 miliar dengan rincian seperti pipa T dan D USD4 miliar, lalu Liquefaction dan tegas unit USD300 juta, IPP USD3 miliar dan yang lainnya sebesar USD700 juta. (RAMA)