Dalam aspek governance, Irfan mengungkapkan bahwa PIS bekerja sama dengan mitra internasional seperti NYG asal Jepang, yang dikenal ketat dalam standar transparansi, tarif, dan akuntabilitas.
"NYG Japanese Company, sangat intense, sangat ketat, apalagi terkait dengan tarif, transparansi, di situ ada responsibilitas, termasuk juga dari sisi fairness. Itulah bukan sekadar omon-omon gitu ya, tetapi juga apa yang kita lakukan 2024 akan kita lanjutkan 2025," jelasnya.
Lebih lanjut Irfan menyebut PIS saat ini mencatat ESG score triple B dan menargetkan skor triple A pada 2025. Untuk mencapainya, Irfan menekankan pentingnya strategi yang tepat, aksi nyata, serta peningkatan persepsi pasar global.
“Market acceptability dan perception itu kunci. Bukan hanya rencana, tapi aksi konkret. Kami ingin mewujudkan ESG score yang melebihi target tahun lalu,” katanya optimistis.
Selain efisiensi bahan bakar dan armada ramah lingkungan, PIS juga tengah mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam sistem perdagangan karbon seperti AU ETS (Australia’s Environmental Trading System) dan sistem pengendalian emisi internasional lainnya.
"Dengan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah dan teknologi yang efisien, kami ingin mendapatkan apresiasi dari pasar global dan memperkuat posisi kami tidak hanya regional, tapi juga di pasar dunia," tutur Irfan.
(Ahmad Islamy Jamil)