Namun demikian hal tersebut harus diseimbangkan oleh realisasi investasi di Indonesia. Sehingga jika realisasi investasi di Indonesia sudah berjalan, maka menurut Didin ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif pada 2022.
"Sehingga nanti kalau terjadi keseimbangan, dimana sumbangan dari industri manufaktur juga naik signifikan yang berasal Investasi, dengan konsumsi masyarakat yang meningkat, maka saya kira ini pertumbuhan ekonomi akan mencapai di atas mencapai 5,44 di 2022, dugaan kami antar 5,55-5,8 persen," sambungnya.
Namun yang paling penting dan harus dicermati oleh Pemerintah adalah jangan sampai terbuai oleh gangguan fiskal. Misalnya pendanaan pada proyek-proyek yang tidak penting atau seharusnya tidak prioritas.
"Kalau Reform itu tidak dilakukan malah bisa kurang dari 5 persen, ini harus dipertimbangkan seperti semacam godaan untuk proyek besar yang belum prioritas, memang menyangkut beberapa pihak," kata Didin.
Karena anggaran tersebut sebenarnya bisa dialokasikan untuk keperluan lain misalnya untuk menguatkan daya beli masyarakat, yang mana terbukti menjadi sektor penyumbang dalam pertumbuhan ekonomi.