"Prinsipnya kami siap mendukung semua pesantren, siap berkolaborasi dalam program Pesantren Go Digital guna mendukung visi pemerintah Indonesia menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia pada tahun 2024," pungkasnya.
Sementara itu, pada kegiatan seminar nasional mendukung inklusi keuangan pesantren beberapa hari lalu, juga dilakukan piloting Kartu Santri di Koperasi Umat Rejaning Karyo Jamaah (Ureka) di bawah bimbingan ulama kharismatik asal Jateng, Habib Lutfie bin Yahya.
Dalam kegiatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomain Airlangga Hartarto mengatakan, koordinasi dan sinergi harus terus dipertahankan dan diperkuat dalam mendukung inklusi keuangan bagi pesantren.
Sebab, segmen pemuda dan santri, serta pelaku usaha mikro kecil (UMK) pesantren telah sesuai amanat Perpres No 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Indeks inklusi keuangan di Indonesia sendiri telah mencapai 81,4% pada 2020, lebih tinggi dari 2019 yang mencapai 76,19%.
Karena itulah, dalam acara tersebut dilakukan sinergi inklusi keuangan berupa penyerahan bantuan ke Koperasi Ureka berupa pembangunan 5 unit Urekamart dan pembiayaan usaha pesantren oleh PT Bank Mandiri (Persero), penyerahan program kemitraan UMKM oleh PT Pertamina (Persero), penyerahan program bina lingkungan oleh PT Jamkrindo, penandatanganan MoU oleh PT Pegadaian (Persero), dan penyerahan simbolis implementasi Pesantren Go Digital oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.