Namun diakui Wawan hal tersebut bukan merupakan hal yang sederhana. Untuk yang bisa dioptimalkan pun masih harus dianalisis, termasuk untuk menentukan teknologi dan alat apa yang perlu digunakan untuk mengoptimalkan masing-masing sumur.
"Karena setiap sumur memiliki karaktersistik berbeda. Jadi sumur-sumur idle itu tidak bisa dioptimasi dengan satu teknologi saja. Harus dipilah-pilah teknologinya, dan dilihat lagi kondisi reservoirnya," tutur Wawan.
Wawan menjelaskan, teknologi yang banyak digunakan untuk peningkatan produksi adalah dengan injeksi fluida/gas yang dikenal sebagai Enhance Oil/Gas Recovery (EOR/EGR), misalnya menggunakan CO2, air, sulfaktan, dan sebagainya.
Wawan menambahkan, yang menjadi perhatian paling utama dalam mengoptimasi sumur-sumur tua, antara lain kadar tekanan yang diharapkan mampu mendorong minyak ke permukaan tanah.
"Jika tidak ada atau tekanannya melemah, maka harus dilakukan pemeliharaan tekanan," ungkap Wawan.