Benny mengatakan fokus utama PHE pada 2025, yakni dengan memulai Proyek Minas A dengan target start injection pada Desember 2025. Selain itu, implementasi steam flood di NDD stage 1-2 di Duri, program Minas D, dan pilot EOR Rama.
Untuk pengembangan proyek EOR, lanjut Benny, PHE mendapat dukungan dari Kementerian ESDM melalui Kelompok Kerja (Pokja) EOR. Bahkan, saat ini sudah ada surat perintah terkait percepatan implementasi EOR. “Kami sudah lakukan strategic partnership dengan Sinopec di Zulu, Tanjung dan Pamusian. Selain itu di Minas kita bekerja sama dengan PetroChina,” katanya.
Benny mengatakan, PHE berharap pemerintah bisa memberikan tambahan insentif untuk proyek EOR yang akan dijalankan. Pasalnya, proyek EOR perlu teknologi tinggi dan risikonya tinggi. “Harga minyak saat ini belum memberikan hasil keekonomian yang menarik,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris SKK Migas Luky Yusgiantoro mengatakan, SKK Migas tengah melakukan diskusi dengan Kementerian ESDM terkait dukungan insentif fiskal EOR. Apalagi saat ini banyak proyek EOR yang tengah dikembangkan. SKK Migas mendukung insentif fiskal untuk proyek EOR.
“Komersialnya tidak hanya pilot project, tapi berapa banyak kebutuhan surfaktan dan sebagainya. Ini yang sedang dikaji, dipantau tidak hanya Kementerian ESDM, tapi pokja-pokja,” katanya.