Perbaikan Fiskal
Saat ini, PHE mengelola wilayah kerja migas yang sebagian besar berusia di atas 30 tahun atau biasa disebut mature. Untuk memproduksikan potensi minyak yang ada dibutuhkan investasi yang sangat besar untuk meningkatkan fasilitas yang sudah uzur.
“Perlu investasi yang sangat besar untuk upgrade aging facilities, kelistrikan dan kepatuhan peraturan terkait air terproduksi untuk mengurangi LPO (Loss of Production Opportunity) sehingga dapat mengembalikan produksi menjadi lebih optimal,” kata Benny.
Kondisi WK yang secara ekonomis tidak ekonomis membuat PHE sedang mengusulkan ke pemerintah untuk perbaikan fiskal agar dapat memaksimalkan potensi WK tersebut.
“Dukungan pemerintah dibutuhkan untuk mendapatkan skema bagi hasil yang lebih baik guna mempertahankan produksi dan membuka sumber daya untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” kata dia.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, produksi migas nasional bergantung pada lapangan yang sudah mature. Sebanyak 52 persen dari 75 WK produksi yang aktif masuk di mature field. “Lima tahun terakhir 40-45 persen produksi minyak nasional diproduksi oleh lapangan yang sudah berproduksi selama 50 tahun,” kata dia.