IDXChannel - Morgan Stanley, perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat (AS), dilaporkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Rabu, (7/11) waktu setempat.
Perusahaan yang berkantor pusat di Morgan Stanley Building, Broadway, Manhattan, New York City ini disebut mengambil keputusan tersebut setelah adanya peringatan bahwa resesi AS masih akan membebani sektor keuangan.
Morgan Stanley berencana untuk mengurangi tenaga kerja globalnya sekitar 1.600 orang, atau sekitar 2% dari total karyawan.
Bank investasi ini memiliki lebih dari 80.000 karyawan pada akhir kuartal ketiga tahun ini. Angka ini meningkat dibandingkan sekitar 60.000 di masa pra-pandemi.
Sebelumnya, kepala eksekutif Goldman Sachs David Solomon mengatakan bank mungkin harus memangkas beberapa staf dan berhati-hati dengan sumber keuangannya di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi AS.
“Anda harus memperhitungkan tingkat pertumbuhan yang kami alami dalam beberapa tahun terakhir. Kami telah mempelajari beberapa hal selama Covid tentang bagaimana kami dapat beroperasi dengan lebih efisien,” kata CEO Morgan Stanley James Gorman, dikutip afr.com.
Pernyataan tersebut semakin memperparah tren PHK dan pembekuan perekrutan yang melanda industri teknologi AS. Misalnya induk Facebook Meta, Amazon dan Apple telah melakukan PHK dan menghentikan perekrutan.
Di antara perusahaan-perusahaan yang mengumumkan PHK atau pembekuan perekrutan baru-baru ini, menurut daftar yang disusun oleh Reuters di antaranya ada Citigroup, Intel, HP, Microsoft, Johnson & Johnson, Phillips 66 dan Walt Disney Co.
Rencana PHK yang diumumkan Morgan Stanley semakin membuat pekerja di sektor kerah putih ketar-ketir. Bagaimana nasib mereka ke depan dan bagaimana tren di RI saat ini?
Pekerja White-Collar di Ujung Tanduk PHK
Di awal pandemi, gelombang PHK melanda pekerja AS di bidang ritel, rekreasi, dan perhotelan.
Tetapi setelah pandemi mereda, para pekerja di sektor elit, dan karyawan bergaji tinggi mendapati diri mereka berada di ujung tanduk pengumuman PHK. Para pekerja ini yang dilabeli sebagai white-collar worker.
Melansir Investopedia, white-collar worker biasanya digunakan untuk mendefinisikan pekerja yang bekerja di balik meja dan minim mengerjakan pekerjaan fisik. Label ini melekat karena biasanya para karyawan ini bekerja di kantor mengenakan kerah putih, baju setelan, dan dasi.
Laporan ketenagakerjaan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat lalu (2/12) menunjukkan perekrutan di berbagai industri kerah putih mengalami tren pelambatan dan penurunan selama lima bulan terakhir.
Pada November, sektor tersebut mencatat penambahan pekerjaan hanya 6.000 lapangan pekerjaan yang tersedia secara nasional.
Menurut Challenger, Gray & Christmas, sebuah perusahaan konsultan bisnis di AS, sepanjang tahun ini, para pemberi kerja di AS telah mengumumkan rencana untuk memangkas 320.173 pekerja.
Jumlah ini meningkat hampir 6% dibanding pemangkasan yang diumumkan dalam sebelas bulan pertama tahun 2021 sejumlah 302.918 pekerja.
Data Challenger menunjukkan, industri teknologi menyumbang sekitar seperempat dari PHK yang terjadi di AS tahun ini. Adapun sekitar dua pertiga dari PHK di bidang teknologi diumumkan pada bulan November saja.
"Sektor teknologi itu istimewa. Mereka melakukan ekspansi dan perekrutan secara berlebihan. Mereka mengira pendapatan iklan akan berlanjut selamanya, dan begitu mulai terputus di era pasca-pandemi, mereka baru menyadari terlalu banyak merekrut orang,'" ujar William Lee, kepala ekonom di Milken Institute.
Menurut Challenger, industri kerah putih lainnya saat ini tengah dibayangi PHK, terutama yang berada di sektor sensitif terhadap kenaikan suku bunga seperti industri keuangan, real estat, dan otomotif.
Industri keuangan telah mengumumkan 17.571 PHK tahun ini, dibandingkan dengan 8.568 selama periode yang sama tahun lalu. Adapun PHK di antaranya terjadi sebanyak 8.125 pekerja di sektor teknologi keuangan, menurut data Challenger.
Sebelumnya, pada bulan November, Bloomberg melaporkan bahwa Citigroup berencana untuk menghilangkan banyak pekerjaan di divisi perbankan investasinya.
Pengumuman tersebut mengikuti pengumuman serupa yang dibuat oleh Goldman Sachs pada bulan September dan Deutsche Bank pada bulan Oktober.
Industri otomotif AS juga telah mengumumkan PHK kepada 30.669 pekerja, dibandingkan dengan 10.277 pada November 2021. Adapun sektor real estat telah mengumumkan 7.919 PHK tahun ini, dibandingkan dengan 2.762 pada 2021.
Bagaimana Tren di RI?
Tren PHK pekerja white collar nampaknya juga terjadi secara massif, meskipun skala pemecatan tidak sebesar di AS.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, selama periode Januari-September 2022 ada sekitar 10 ribu orang yang terkena PHK di Indonesia. Korban PHK ini di antaranya berasal dari industri startup seperti Ruangguru, GOTO, hingga Shopee.