IDXChannel - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mengungkap kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) hingga dibukanya kembali Bandara Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka belum memberikan dampak signifikan kepada sektor pariwisata.
Pasalnya, kedua sarana transportasi tersebut masih memiliki beberapa kendala konektivitas.
"Infrastruktur ke Jawa Barat sebenarnya sudah bagus cuman gak connect. Contohnya airport, kan kita gak ada internasional baru ada sekarang (Bandara) Kertajati," kata Koordinator Bidang Promosi dan Pemasaran PHRI Jawa Barat, Cita Hepiningtias dalam kegiatan Tabletop Direct Promotion di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Cita memberi contoh, banyak wisatawan asing yang membatalkan kegiatannya ke Bandung karena dana yang mereka keluarkan menjadi lebih mahal karena tidak adanya konektivitas transportasi.
"Orang internasional [Wisman] ada acara di bandung kaya ITB, UPI itu mereka jadi berpikir karena konek transportnya itu jadi mahal dan jauh," ungkapnya.
Begitu juga dengan kehadiran Tol Cisumdawu yang saat ini sudah dioperasikan. Tol Cisumdawu sendiri menjadi akses menuju Bandara Kertajati, baik dari Bandung maupun Cirebon.
"Sekarang jarak tempuh BIJB ke Bandung cuman 1 jam karena sudah ada Tol Cisumdawu karena kemarin kan belum ada, harus lewat Cipali lebih jauh," ungkapnya.
Ia menilai, konektivitas transportasi di Bandung masih kalah dengan Yogyakarta.
"Bandung dan Yogya konektivitasnya beda banget. Yogya mau kita landingnya jam berapa enak banget," ujarnya.
Pihaknya pun berharap, pemerintah segera mengatasi kondisi konektivitas transportasi tersebut. Sebab, mobilitas yang tinggi di perkotaan menuntut tersedianya sarana transportasi umum yang andal.
"Itu kita udah ga bisa komen, udah cape banget berjuang untuk transport," tandasnya.
(SLF)