Menurut Erick, banyak negara yang sudah mewajibkan seluruh produksinya harus ramah lingkungan. Hal ini pun bisa menekan Indonesia apabila produksinya tidak berasal dari energi yang ramah lingkungan.
"Salah satu sumber adalah listriknya harus dari energi terbarukan dan ini sudah jadi tren," jelasnya.
Untuk itu, PLN harus mengonversi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan sebesar 21 GW dalam 19 tahun ke depan. Kemudian 15 tahun berikutnya harus mengonversi 29 GW.
"Ini sesuatu yang tidak bisa dihindari, karena itu transformasi harus dilakukan PLN," tandasnya. (TYO)