sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PLTN Jadi Opsi Strategis Transisi Energi, Bakal Mulai Beroperasi 2032

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
27/10/2025 21:00 WIB
Kementerian ESDM akan menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai opsi strategis menuju Net Zero Emission 2026.
PLTN Jadi Opsi Strategis Transisi Energi, Bakal Mulai Beroperasi 2032. Foto: iNews Media Group.
PLTN Jadi Opsi Strategis Transisi Energi, Bakal Mulai Beroperasi 2032. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai opsi strategis menuju Net Zero Emission 2026.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menegaskan, pengembangan PLTN sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk memperkuat kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, serta pengembangan ekonomi hijau dan biru.

"PLTN sebagai salah satu opsi strategis dalam peta transisi energi nasional dalam mencapai Net Zero Emission 2060. PLTN tidak lagi dianggap sebagai opsi terakhir, melainkan sebagai bagian penting dari perencanaan energi nasional," ujar Yuliot pada acara Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Executive Meeting dan Penganugerahan BAPETEN Award 2025 di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Yuliot menjelaskan Indonesia sudah memiliki visi untuk mengembangkan tenaga nuklir sejak awal 1960-an. Langkah ini diawali dengan pembangunan tiga reaktor riset, yaitu Reaktor Triga di Bandung (2 MW), Reaktor Kartini di Yogyakarta (100 kW), dan Reaktor Serpong di Tangerang Selatan (30 MW).

Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa pengembangan tenaga nuklir di Indonesia memiliki dasar hukum yang kuat, mulai dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1967 tentang Ketenaganukliran, hingga tercantumnya arah pembangunan PLTN dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional.

"Seluruh dokumen tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk mengoperasikan PLTN pertama pada tahun 2032 dan mencapai kapasitas 44 GW pada tahun 2060. Dari total rencana 44 GW, sekitar 35 MW akan dialokasikan untuk kebutuhan listrik umum, sementara 9 GW ditujukan bagi produksi hidrogen nasional," kata dia.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement