"Tentatif (situasional) sesuai kebutuhan (di lapangan)," kata Purwanta saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Purwanta juga belum mengetahui jumlah massa yang akan hadir dalam aksi unjuk rasa tolak kenaikan BBM tersebut. Ia pun tidak menyebutkan berapa personel polisi lalu lintas yang akan dikerahkan untuk persiapan rekayasa.
"Belum tahu berapa yang datang (massa aksi)," ucap Purwanta.
Sedangkan, PMII menyayangkan langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite. Kebijakan ini dinilai tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat saat ini.
"Kami sebagai PMII sangat menyayangkan kebijakan pemerintah tersebut. Kami menolak keras keputusan pemerintah yang tidak mempertimbangkan kondisi masyarakat," kata Ketua Umum PB PMII Abdullah Syukri dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/9/2022).
Menurutnya, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM seharusnya diimbangi dengan peningkatan upah buruh dan fasilitas publik yang memadai seperti negara-negara lain yang selalu menjadi rujukan perbandingan harga BBM. Sementara di Indonesia kondisinya berbanding terbalik.