Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap kondisi ini disebabkan karena kinerja perdagangan global yang melemah.
“Kinerja impor ekspor yang lemah membuat surplus neraca perdagangan melemah di Januari 2024 hanya mencapai USD2,02 miliar dilihat dari demand global memang sedang melemah,” kata Sri Mulyani.
Sementara, realisasi PNBP non-SDA mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) mencapai Rp6,8 triliun, terutama disumbang dari setoran dividen interim BUMN perbankan.
PNBP lainnya terealisasi Rp15,9 triliun, terutama disumbang kenaikan pendapatan pengembalian Tahun Anggatang Yang Lalu (TAYL) dan denda. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) juga mencapai Rp1,7 triliun, dengan peningkatan utamanya disumbang dari pendapatan jasa layanan rumah sakit dan jasa layanan pendidikan.
Sama seperti tahun ini, tahun lalu pertumbuhan realisasi PNBP juga dipengaruhi naiknya Pendapatan KND, berasal dari dividen BUMN dan penerimaan SDA Non-Migas.