Di lain sisi, Prabowo juga turut menyoroti keberadaan peraturan teknis yang selama ini justru lebih mengerikan dibandingkan peraturan presiden (perpres). Prabowo lantas mengungkap tekadnya untuk memudahkan pengusaha.
Hal ini sejalan dengan beban tarif impor tinggi dari Amerika yang dibebankan kepada Indonesia.
"Dia maksa kita supaya kita ramping, efisien, supaya kita tidak manja. Jadi, ini benar-benar kesempatan," ungkapnya.
"Pertek-pertek, apa itu pertek? Kadang-kadang pertek itu lebih galak dari keputusan presiden. Gak ada lagi pertek-pertek! Pokoknya pertek dikeluarkan kementerian harus seizin Presiden Republik Indonesia," ujarnya.
(Ferdi Rantung)