Lalu, pasir silika, mangan, kobalt, logam tanah jarang, kelapa, kelapa sawit, karet, biofuel, kayu balok, getah pinus, udang, ikan ITC, rajungan, rumput laut, garam, pala, coklat, tilapia.
“Memang yang kita petakan saat ini ada 28, ini potensinya tetapi kita lihat mungkin kita akan fokus ke lapas sawit, dan juga rumput laut,” tuturnya.
Berdasarkan bahan paparan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, hilirisasi 28 komoditas punya multiplier effect atau efek pengganda terhadap makro ekonomi nasional.
Bahkan dia mengklaim hilirisasi bisa berkontribusi sebesar USD235,9 miliar atau setara Rp3.752,7 triliun terhadap PDB dan menyerap 3.016.179 orang.
“Kalau ada yang ingin mengetahui lebih panjang lagi mengenai hilirisasi, silahkan datang ke kantor kami, kami akan berikan informasi yang jauh lebih terbuka karena kalau saya bicara hilirisasi ini bisa makan waktu 2 jam,” ujar dia.
(Febrina Ratna)