“Terdapat 17 sub sektor produk ekonomi kreatif Indonesia bukan hanya fashion, kuliner, dan juga kriya tetapi kita juga bicara film, animasi, musik, buku, dan sebagainya. Saya sendiri dalam beberapa tahun terakhir juga aktif dalam kegiatan local product, local heroes. Jadi dari mulai kacamata, sepatu, baju yang saya kenakan sekarang kita juga di Kemenparekraf akan mendukung produk-produk dalam negeri,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Sandiaga juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 mengubah pola pikir industri pariwisata untuk mengarah kepada more quality more suistanable tourism and development of creative economic. Menurutnya, Indonesia lebih mengejar wisatawan asing yang kemudian terkadang melupakan wisatawan domestik.
“Sebelum pandemi kontribusi kita masih di bawah 5% dan kalau kita lihat dari devisa sekitar 17,6 miliar Dolar AS, dan kalau kita lihat dari kunjungan wisata mancanegara 16,1 (juta). Kita terlalu asik untuk mengejar apa yang Thailand, mungkin Malaysia, dan jumlah wisatawannya tapi terkadang kita terlupa dengan wisatawan domestik yang kita miliki,” ucap Sandiaga.
“Kita juga memiliki 55 juta lebih kelas menengah atas yang mampu juga melakukan spending dan length of stay yang bisa menyaingi kualitas wisatawan mancanegara,” tambah dia. (TYO)