"Lebih dari itu, secara ekologis, bambu dapat menjadi solusi atas adanya ancaman lingkungan dan dampak perubahan iklim," ungkap Teten.
Teten mencontohkan, di China, di mana bambu memberikan kontribusi besar dalam peningkatan pendapatan petani sebesar 28,4%, serta memainkan peran penting dalam perkembangan industri di daerah pedesaan.
"Kita memiliki potensi produktivitas bambu empat kali lebih besar dibanding. Artinya, pendapatan petani kita bisa lebih besar," ungkap MenKopUKM.
Untuk itu, Teten menyebutkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah stimulus dan ekosistem usaha yang sehat untuk mendukung pemulihan dan transformasi ekonomi UMKM. Mulai dari BPUM, LPDB-KUMKM, KUR, kemitraan dalam rantai nilai BUMN dan usaha besar, hingga kepastian penyerapan produk melalui belanja pemerintah (pusat dan daerah), BUMN, swasta dan masyarakat.
"Salah satunya adalah IKEA yang nanti bisa menampung produk olahan bambu. Misalnya, lemari bambu yang dijual di IKEA dengan harga bisa lebih dari Rp3 juta," ungkap Teten.