Ekspor tersebut, sambung Edy, adalah karet remah (berupa SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban. Dampak yang lebih besar lagi bahwa negara tujuan non-Eropa juga mempersyaratkan pemenuhan EUDR, sebab buyer-nya adalah industri ban, dimana produk ban ini yang akan dipasarkan ke Eropa juga harus memenuhi regulasi EUDR.
"Kesulitan pabrik memenuhi regulasi EUDR mengakibatkan volume ekspor menurun. Salah seorang pengusaha (yang tidak ingin disebutkan namanya) menyebutkan bahwa sulit memenuhi regulasi EUDR tanpa bantuan pemerintah dalam hal legalitas lahan dan database petani karet," tukasnya.
Ekspor pada pengapalan April 2024, ada 21 negara tujuan ekspor, adapun lima posisi teratas adalah 1) Jepang 26,63%; 2) Amerika Serikat 26,49%; 3) Kanada 7,45%; 4) Brazil 6,99%; dan 5) Polandia 4,66%.
Terjadinya penurunan produksi yang diakibatkan pasokan BOKAR semakin terbatas masih terus berlanjut, juga masih dipengaruhi musim kemarau dan diselingi dengan hujan yang tak menentu.
Harga karet SIOCM-TSR20 rata-rata bulanan April sebesar 162,45 sen AS per kg atau telah menigkat sebesar 9,73 sen dari rataan Januari.
Selain gangguan penyakit gugur daun dan berkurangnya kebun karet, produksi karet pada Mei ini diperkirakan masih terganggu akibat hujan yang tidak menentu.
(FRI)