Suparjo Ramalan
"Nah, sekarang kita sudah di posisi ketiga besar dunia. kita punya drahor alias drama horor, kita punya D-Plo alias dangdut koplo," lanjutnya.
Sandi juga mengajak semua pihak agar mendukung produk ekonomi kreatif lainnya, yakni kuliner, kriya, dan fesyen. Menurutnya, ketiga sub sektor sangat potensial untuk didorong ke kanca global.
"Jadi kita harus dukung produk ekonomi kreatif kita, terutama toga sub sektor unggulan, yaitu kuliner, kriya, dan fesyen," ucapnya.
Dia mencatat, keterlibatan produk ekonomi kreatif Indonesia di perhelatan G20 Bali sangat terlihat atau ditonjolkan pemerintah.
Selain itu, ada 20 UMKN asli Indonesia dengan kekayaan intelektualnya memasok souvenir resmi KTT G20 yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
"Saat galau dinner, kuliner Indonesia yang bisa kita banggakan. Saat mereka (pimpinan negara G20) masuk (area gala dinner) semua menggunakan kain Endek hasil dari Pak I Wayan Koster dan Ibu, bagaimana pemimpin dunia dengan gantengnya menggunakan kain endek warna merah," paparnya.
"Ini menunjukan kita tidak hanya memiliki produk ekonomi kreatif, tapi juga berkelas dunia," tukas Sandiaga.
(FAY)
