"Terus saya simpulkan dari 110.000 itu paling yang bisa masuk 100 orang. Jadi sepertinya peng-clear-an namanya dari SLIK tidak akan memecahkan masalah demand untuk perumahan yang dibuat Tapera sama Pak Ara (Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman)," lanjut Purbaya.
Purbaya menduga ada salah perhitungan di awal yang berasumsi masalah demand perumahan MBR hanya disebabkan oleh isu SLIK OJK. Padahal, ada kendala lain di luar SLIK yang menyebabkan rendahnya penyerapan.
"Ada salah perhitungan mungkin di pertamanya. Mereka pikir kan itu semuanya gara-gara SLIK saja. Rupanya ada hal-hal yang lain yang berpengaruh, yang di bawah Rp 1 juta juga enggak sebanyak yang diklaim sebelumnya," ungkap Purbaya.
Untuk mengatasi persoalan permintaan rumah yang belum terpenuhi, Purbaya menambahkan bahwa BP Tapera akan berdiskusi kembali dengan para pengembang.
"Nanti Tapera akan diskusi lagi dengan pengembang, akan menyisir lagi potensi-potensi demand yang masih belum bisa dilayani pada saat ini," kata dia.