sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Realisasi Subsidi Energi Capai Rp56,9 Triliun hingga Mei 2024, Berikut Rinciannya

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
27/06/2024 17:16 WIB
Penggunaan subsidi energi untuk BBM telah disalurkan sebanyak 5,57 juta kiloliter atau turun 1,0 persen dari periode yang sama tahun lalu. 
Realisasi Subsidi Energi Capai Rp56,9 Triliun hingga Mei 2024, Berikut Rinciannya (FOTO:MNC Media)
Realisasi Subsidi Energi Capai Rp56,9 Triliun hingga Mei 2024, Berikut Rinciannya (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi subsidi energi hingga akhir Mei 2024 mencapai Rp56,9 triliun, dengan rincian subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp6,6 triliun, LPG tabung 3 Kg sebesar Rp26,80 triliun dan listrik sebesar Rp23,5 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penggunaan subsidi energi untuk BBM telah disalurkan sebanyak 5,57 juta kiloliter atau turun 1,0 persen dari periode yang sama tahun lalu. 

Selanjutnya, LPG 3 kg realisasinya mencapai 2,7 juta metrik ton dan tumbuh 1,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Terakhir, subsidi listrik mencapai 40,4 juta pelanggan atau meningkat 3,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. 

"Untuk subsidi tadi Rp56,9 triliun itu yang ditagihkan dan sudah kami bayar, karena subsidi biasanya dibayarkan setiap bulan. Tapi untuk kompensasi, kita bayarkan 3 bulan sekali setelah di audit oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) ataupun oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam kesempatan yang sama. 

Isa menambahkan, untuk saat ini, tagihan yang sudah masuk yaitu untuk triwulan pertama 2024. Katanya, tagihan kompensasi ini berasal dari PLN dan Pertamina dengan total Rp53,8 triliun. 

Tapi, lanjut Isa, ini pun masih perlu diaudit oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenkeu yang diperkirakan akan rampung dalam beberapa minggu ke depan.

"Kami sampaikan, subsidi dan kompensasi 2023 sudah lunas semua dibayar oleh pemerintah. Kompensasinya totalnya adalah Rp201 triliun untuk Pertamina dan PLN," tuturnya. 

Sementara itu, untuk triwulan I 2024 memcapai Rp53,8 triliun dan masih dalam proses audit oleh APIP.  "Dan untuk kuartal 2 2024, tentunya baru kita akan terima tagihannya mungkin sekitar akhir juni atau awal agustus. Untuk 2024 ini kita belum membayarkan kuartal I ya karena memang prosesnya sedang berlangsung," kata Isa.


(SAN)

Advertisement
Advertisement