Ia menerangkan sebelum pandemi Covid-19 over supply ini menjadi isu serius yang dihadapi para pemain di sektor semen. Sebab dengan kehadiran pemain-pemain baru yang bermodalkan dana yang besar dari negara asal, berdampak pada tingkat persaingan yang semakin ketat terutama dari segi penjualan.
Lanjutnya, sebelum lndonesia diterpa pandemi, harga jual rata-rata semen menurun drastis akibat tingkat persaingan yang sengit. Kemudian, dari penurunan harga tersebut akan menekan profitabilitas dari para pemain-pemain lama sektor semen domestik. Hal ini semakin diperparah dengan adanya pandemi dan realokasi anggaran infrastruktur.
Perlu diketahui bahwa komponen biaya tetap para produsen semen relatif tinggi lantaran industri semen termasuk padat modal. Sehingga jika komponen biaya tetap relatif menjadi tinggi dapat mengurangi profitabilitas perusahaan. (NDA)