World Trade Organizaation (WTO) juga telah memproyeksikan jumlah ekspor global hanya akan meningkat 1% pada 2023.
Terdapat beberapa komoditas ekspor yang diperkirakan mengalami penurunan, seperti tekstil dan alas kaki yang biasanya diekspor ke negara-negara maju. Selain produk tekstil dan alas kaki, produk berupa makanan dan minuman diperkirakan juga akan mengalami penurunan.
Di sisi lain, aktivitas impor diprediksi masih kuat. Kuatnya aktivitas impor karena adanya permintaan domestik dari aktivitas sektor manufaktur di triwulan III 2022 yang meningkatkan jumlah permintaan bahan baku.
Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya surplus perdagangan Indonesia, karena menurunnya jumlah ekspor sedangkan tren impornya stagnan.
Rekam jejak ekspor Indonesia selama 2022 cukup membanggakan walaupun sempat mengalami penurunan pada triwulan I dan III.