sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Resmi Jadi Menkeu, Ini Respons Purbaya soal Target Kinerja dari Prabowo

Economics editor Anggie Ariesta
08/09/2025 19:45 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto menargetkan kinerja 100 hari pertama dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.
Resmi Jadi Menkeu, Ini Respons Purbaya soal Target Kinerja dari Prabowo. (Foto iNews Media Group)
Resmi Jadi Menkeu, Ini Respons Purbaya soal Target Kinerja dari Prabowo. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto menargetkan kinerja 100 hari pertama dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen dalam waktu dekat. 

Target tersebut disampaikan Prabowo langsung setelah Purbaya dilantik menjadi Menteri Keuangan. Meski mengakui target ini berat, Purbaya menyatakan rasa optimistisnya.

"Tiga bulan 100 hari itu ya? Wah dia (Prabowo) kasih angka tinggi banget, gede juga saya bilang. Dia bilang jangan lama-lama, cepat. Ya kita cobalah," ujar Purbaya di Istana Kepresidenan sebelum ke kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Menurutnya, sebagai seorang ekonom, target 8 persen pada tahun ini mungkin sulit dicapai. Namun, Purbaya menilai angka tersebut rasional untuk dicapai dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Strategi yang akan dilakukan adalah mengembalikan arah ekonomi yang melambat menjadi lebih cepat dengan menghidupkan sektor swasta dan pemerintah secara bersamaan.

Purbaya menyatakan dirinya tidak khawatir dengan tantangan yang ada, karena telah memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi. Dia telah berkecimpung selama 25 tahun sebagai ekonom, termasuk 15 tahun di pasar keuangan.

Dia juga pernah menjabat sebagai Komite Ekonomi Nasional selama lima tahun dan membantu Presiden Joko Widodo mengatasi krisis Covid-19 pada 2020.

"Kalau Anda tanya pengalaman saya, saya cukup tahu, saya amat tahu, dan jangan khawatir," katanya.

Purbaya melihat masa depan ekonomi Indonesia sangat cerah, terutama dengan besarnya permintaan domestik. Dia menyebut pertumbuhan 8 persen bukanlah hal yang mustahil jika dirancang dengan baik.

Mantan Ketua Dewan Komisioner LPS ini membandingkan dengan Jepang, Korea, dan China yang pernah mengalami pertumbuhan dua digit dalam waktu yang lama.

Selama 20 tahun terakhir, kata dia, mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak seimbang. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sektor swasta tumbuh pesat, sementara pada masa Presiden Jokowi, pemerintah gencar membangun infrastruktur, namun pertumbuhan kredit sektor swasta cenderung stagnan di angka 7 persen.

"Ke depan kita akan hidupkan dua-duanya, jadi dengan itu 6-7 persen tidak terlalu susah. Dua-duanya itu swasta dan pemerintah," katanya.

Terkait upaya peningkatan pendapatan negara, Purbaya menegaskan tidak ada rencana untuk menerapkan pajak baru. Dia pun meyakini, dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, penerimaan pajak akan meningkat secara otomatis, bahkan dengan sistem yang sudah ada.

"Menurut saya pribadi selama ini enggak usah, yang penting dengan sistem yang ada pun kalau pertumbuhannya bagus, Anda misal anggap tax ratio tax GDP-nya konstan, income kenceng juga kan," katanya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement