Sehingga, kata dia, pertumbuhan PDB atau GDP dalam negeri tak lagi bergantung pada konsumsi, melainkan produksi.
"Kita juga ingin kebutuhan produk-produk tembaga dunia ke depan bergantung pada negara kita, Indonesia. Apapun bentuknya, semuanya yang bisa diproduksi di sini akan kita lakukan. Jadi, bukan lagi kita ekspor bahan mentah atau raw material," katanya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan, smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini memiliki nilai investasinya sebesar Rp21 triliun.
Smelter ini mampu mengolah konsentrat tembaga menjadi katoda, logam mulai emas, perak, hingga asam sulfat.
Proyek penambangan di Sumbawa Barat yang dikerjakan oleh Amman Mineral mengolah 900 ribu ton konsentrat per tahun. Sehingga, smelter baru Amman ini nantinya memiliki kapasitas produksi 220 ribu ton katoda tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat by product.
(Dhera Arizona)