"Kami harus mengeluarkan biaya operasional dan pemeliharaan untuk lahan seluas 10,6 hektare. Saya masuk tahun 2021 dengan kondisi merugi, karena sejak tahun 2019 kami gratiskan satu tahun tenant UMKM. Tapi saat Covid pedagang minta keringanan lagi 50 persen," kata Dina.
Namun, kata dia, perusahaan sudah berhasil membalikkan rugi menjadi laba pada 2024. Pendapatan usaha dari rest area bekas pabrik gula itu tumbuh 15 persen dibandingkan 2023 (yoy).
"Setiap tahun, dari dua tahun awal (2019-2021) ruginya lumayan, sekitar Rp6 miliar per tahun. Tapi alhamdulillah tahun ke-4 kami ini (2024), kita sudah untung," ujarnya.
(Dhera Arizona)