Sementara itu, DPM Karankevich menyampaikan bahwa Belarus memiliki pengalaman panjang dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan saat ini telah mengekspor berbagai produk pertanian ke berbagai kawasan di seluruh dunia.
"Belarus siap dan berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, termasuk melalui pemenuhan kebutuhan pupuk serta perluasan pasokan produk pertanian dan pangan, seperti produk susu dan turunannya," kata DPM Karankevich.
Menanggapi hal tersebut, Airlangga menyambut baik komitmen Belarus dan menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama di sektor industri manufaktur, perdagangan, pendidikan, dan kesehatan.
”Indonesia juga memprioritaskan untuk penguatan kerja sama pendidikan di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) serta mendorong peningkatan kerja sama pendidikan dan riset dengan Belarus," kata Airlangga.
Senada, DPM Karankevich meyakini bahwa peluang kerja sama baru akan semakin terbuka apabila Indonesia menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Eurasian Economic Union (EAEU) dan menyatakan kesiapan Belarus untuk mendukung Indonesia-EAEU FTA.
Guna memperdalam kerja sama teknis, DPM Karankevich mengusulkan pembentukan working groups yang diisi oleh tenaga ahli kompeten di berbagai sektor. Kelompok kerja ini dirancang sebagai instrumen untuk menyelesaikan isu-isu spesifik kedua negara.
"Belarus juga membuka peluang bagi pertukaran pengetahuan antar-ahli kedua negara serta mendorong adanya kunjungan langsung atau studi banding sebagai media pertukaran pengetahuan bagi para ahli," kata dia.
(NIA DEVIYANA)