Luhut mencatat, banyak negara menghadapi tantangan yang hampir sama dalam pembangunan berkelanjutan, aksi iklim, dan pertumbuhan berkeadilan. Namun, waktu untuk bertindak semakin sempit dan membutuhkan dukungan finansial.
Dengan menggabungkan modal dari sektor publik, filantropi, dan sektor swasta, Luhut yakin aliansi pembiayaan ini dapat meningkatkan investasi, menciptakan pasar baru, dan membuka triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan pendanaan.
“Yang saya pikir sangat, sangat penting, terutama untuk negara-negara berkembang. Kami menyadari bahwa sumber daya publik saja tidak cukup untuk mencapai skala yang dibutuhkan dalam pencapaian SDGs dan aksi iklim,” ujar dia.
“Saya pikir isu ini sangat penting. Sekali lagi, saya selalu mengatakan bahwa negara-negara berkembang benar-benar membutuhkan platform semacam ini,” lanjut Luhut.
(Febrina Ratna)