Sementara itu, terkait penemuan indikasi hidrogen di Morowali, Dadan mengaku bahwa pihaknya masih perlu memastikan lebih dahulu sebab prosesnya saat ini masih berada di tangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk dilakukan pengecekan.
"Tapi itu kan sudah cukup lama ya katanya disitu muncul, malah bisa dibakar. Nanti dia kan bisa dalam bentuk hidrogen atau dalam bentuk yang lain," jelasnya.
Lebih lanjut, Dadan mengungkapkan, ekspor hidrogen tersebut tidak akan dilakukan sekaligus melainkan secara bertahap. Dirinya pun berharap, dengan adanya kerja sama antara Indonesia dengan Singapura ini akan bisa membangun rantai pasokan hidrogen di wilayah ASEAN.
"Kita ini yang sekarang dilihat, ada dua, pertama untuk industri dan yang kedua untuk transportasi. Belum liat si kalau untuk rumah tangga. Kalau industri itu arahnya yang menggunakan sumbernya itu dalam bentuk panas, kalau dia menggunakan listrik ga usah buat hidrogen di industri, listriknya saja yang hijau," pungkasnya.
(SLF)